Tingkatkan Kemampuan Akademik dan Pengalaman Mahasiswa HI UMY di Luar Negeri melalui Program Internasionalisasi

Agustus 4, 2022, oleh: Admin HI

Yogyakarta (4/8) – Pengalaman agar dapat menimba ilmu hingga ke luar negeri menjadi salah satu hal yang dibutuhkan oleh mahasiswa saat ini, terkhusus mahasiswa Hubungan Internasional. Belajar di luar negeri dapat menjadi kesempatan terbaik bagi mahasiswa HI untuk terus mengembangkan wawasan akademik maupun keahlian berwujud soft skill. Hal inilah yang disampaikan oleh Dr. Sugito, M.Si. selaku Ketua Program Studi Hubungan Internasional UMY melalui kesempatan wawancara dengan beliau. Dr. Sugito menyampaikan bahwa program internasionalisasi merupakan terobosan yang dibangun oleh Prodi HI UMY untuk mendorong mahasiswa agar dapat mempelajari berbagai ilmu dan kemampuan yang mereka butuhkan dengan suasana baru yakni di luar negeri.

 

Apa saja program internasionalisasi yang ada di Prodi HI?

Saat ini, program internasionalisasi yang dimiliki oleh Prodi HI UMY terbagi ke dalam dua skema utama, yaitu skema yang difasilitasi oleh Prodi HI serta skema yang dilaksanakan mahasiswa secara mandiri. Skema yang diusung Prodi HI sendiri memiliki beberapa kegiatan yang dapat dipilih oleh mahasiswa, seperti pertukaran pelajar dengan berbagai universitas luar negeri sebagai mitra Prodi HI; Program KKN atau Kuliah Kerja Nyata Internasional ke Davao, Filipina dan Tawau, Malaysia; kegiatan magang di KBRI/KJRI Ankara, Nairobi, Jeddah, Amerika, hingga Eropa; International Academic and Cultural Exposure di Turki; serta kegiatan yang bekerja sama dengan KOMAHI UMY, yaitu IR Visit, dengan destinasi Thailand untuk tahun ini.

Terkait skema mandiri, Prodi HI membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi mahasiswa HI yang ingin mengikuti kegiatan seperti konferensi, pertemuan delegasi mahasiswa, ataupun peace camp yang bertaraf internasional. Hal ini diupayakan guna mengoptimalkan potensi kemampuan minat bakat mahasiswa selain fokus akademik di lingkup universitas.

 

Bagaimana dengan mekanisme konversi nilai pada program tersebut?

Pada program internasionalisasi, konversi nilai ke dalam Satuan Kredit Semester (SKS) juga menjadi aspek penting. Mekanisme konversi nilai untuk program pertukaran pelajar sendiri akan disesuaikan dengan jumlah mata kuliah yang diambil di universitas tujuan mahasiswa. Untuk kegiatan magang yang berkaitan dengan Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM), dengan durasi waktu pelaksanaan minimal 3 bulan akan dikonversi sebanyak 20 SKS, dan kegiatan international exposure lainnya sebanyak 6-9 SKS.

 

Apa saja keunggulan program internasionalisasi dan hal lainnya yang perlu diketahui?

Agar memudahkan mahasiswa untuk mengikuti program internasionalisasi secara finansial, Prodi HI menyusun skema tabungan internasionalisasi. Skema tabungan tersebut merupakan skema pembayaran yang mahasiswa bayarkan tiap semesternya agar lebih mudah ketika ingin menggunakannya  untuk program internasionalisasi. Selain itu, Prodi HI juga menyediakan program, jaringan yang luas dengan mitra lembaga pemerintahan maupun akademik di luar negeri, serta pendampingan yang akan membantu mahasiswa agar lebih siap, baik sebelum ataupun sesaat menjalankan program internasionalisasi.

Dalam memilih program internasionalisasi, Dr. Sugito menjelaskan mahasiswa perlu mengetahui terlebih dahulu tentang tujuan utama yang ingin diraih pada program tersebut. Jika ingin melakukan transfer credit dan memperoleh wawasan akademik yang lebih luas maka mahasiswa dapat memilih program pertukaran pelajar. Namun, jika ingin meningkatkan kemampuan diri maka kegiatan KKN, magang, atau konferensi internasional dapat menjadi pilihan.

Selain itu, timing atau pemilihan waktu juga menjadi penting untuk dipertimbangkan. Bagi mahasiswa yang masih berada pada semester awal, dapat menjadikan program pertukaran pelajar sebagai prioritas utama sebelum program internasionalisasi lainnya. Sedangkan untuk mahasiswa tingkat akhir, dapat memilih kegiatan KKN atau magang internasional untuk mendapatkan pengalaman bekerja di luar negeri. (amf)

 

Penulis: Ahmad Mujaddid Fachrurreza