Prodi HI UMY Kembali Melaksanakan Webinar Indonesia Outlook 2021 dengan Tema “Indonesia’s Contribution to the South-south Cooperation”

Januari 7, 2022, oleh: Admin HI

Yogyakarta (30/12)–Memasuki hari kedua dari rangkaian acara webinar Indonesian Outlook 2021 yang dibuka pada hari Rabu (29/12) kemarin, Program Studi Ilmu Hubungan Internasional UMY kembali mengadakan webinar dengan mengangkat tema besar “Peran Indonesia dalam Dunia Internasional: Sebelum dan Sesudah Kepemimpinan Indonesia pada G20”. Webinar kembali terbagi kedalam dua sesi, dimana sesi pertama membahas terkait Indonesia’s Contribution to the South-south Cooperation dan dilanjutkan dengan topik The Role of Indonesia in the Global South di sesi kedua.

Pada sesi pertama dibuka oleh pemaparan dari Ibu Siti Muslikhati, S.IP., M.A. terkait ide dan pendekatan praktis Islam terhadap isu tata kelola Sumber Daya Alam (SDA) maupun sistem ekonomi politik secara umum. Terkait SDA, beliau menjelaskan bahwa jika dalam konteks Islam, pengelolaan SDA ideal nya tidak diperuntukan atau dimiliki oleh suatu individu tertentu saja. Hal ini dikarenakan kekhawatiran atas terbatasnya akses masyarakat kepada SDA tersebut nantinya. Pendekatan ini didasari oleh salah satu konsep dasar dan tujuan dari Islam yaitu untuk mewujudkan tata kelola ekonomi yang adil, sehat dengan tetap mengedepankan aspek kemaslahatan manusia.

Selanjutnya, pembahasan disampaikan oleh Bapak Sidiq Ahmadi, S.IP., M.A terkait langkah yang dapat diambil oleh Indonesia agar dapat secara efektif merepresentasikan Dunia Islam. Diawal pemaparannya, beliau mengingatkan bahwa Indonesia merupakan Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia dengan menganut paham Islam moderat. Muslim dengan paham moderat inilah yang harapannya dapat berperan dalam menjembatani paham-paham lainnya seperti contoh paham Islam radikal dengan paham liberalisme. Selain menyinggung tentang peran Indonesia dalam merepresentasikan Dunia Islam, Drs. Husni Amriyanto, M.Si. ikut memberikan pandangan beliau terhadap terpilihnya Indonesia sebagai presiden G20 untuk tahun 2022 mendatang. Beliau berargumen bahwa peran presidensi Indonesia di G20 dapat dioptimalkan dengan cara mengedepankan kepentingan dari Negara-negara Selatan melalui isu low politics yang menjadi fokus isu di sherpa track pada KTT kali ini. Beberapa contoh isu yang masuk kedalam pembahasan sherpa track yaitu isu geopolitik, anti korupsi, energi, perubahan iklim, dsb.

Untuk pemaparan terakhir diberikan oleh Bapak Zahrul Anam, S.Ag., M.Si. dengan mengangkat isu terkait peran Muhammadiyah dalam studi kasus diaspora Indonesia: PCIM Malaysia. Kasus diaspora Indonesia ini masih masuk dalam fokus isu sherpa track khususnya dalam kasus migran dimana Ia berpendapat bahwa non-state actors seperti contoh Muhammadiyah dapat berkontribusi dalam membantu mengadvokasi isu Pekerja Migran Indonesia (PMI) serta memberikan perlindungan kepada PMI. (rfa)

 

Penulis: Syarifah Rizki