Memaknai Peringatan Hari PBB ke-77 Bersama Dr. Sugito

Oktober 24, 2022, oleh: Admin HI

Yogyakarta (24/10) – Hari ini menandakan 77 tahun Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah ditandatangani dan pembentukan PBB secara resmi sejak 24 Oktober 1945. Pada laman resmi PBB melalui pesan Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menekankan bahwa tahun 2022 menjadi momen penting bagi masyarakat dunia untuk berfokus pada aspek perdamaian dan kemakmuran yang dapat diperoleh melalui solidaritas dan kesatuan global.

Pada sebuah kesempatan, melalui wawancara singkat, Dr. Sugito, M.Si. sebagai dosen mata kuliah Organisasi & Institusi Internasional Program Studi HI UMY, berbagi tentang kontribusi PBB dalam mencapai perdamaian, kemakmuran dan keamanan dunia, serta pelajaran penting yang perlu dimaknai oleh mahasiswa HI dari peringatan Hari PBB.

Bagaimana Bapak melihat kontribusi PBB dalam mencapai tujuan tersebut sejauh ini?

Dalam membicarakan PBB, kita harus fair dan mengerti bahwa salah satu fungsi utama PBB atau tujuan utama PBB yaitu menciptakan serta menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Ketika kita menerjemahkan perdamaian dan keamanan dunia, artinya kita harus melihat perdamaian itu dalam konteks ketiadaan perang atau dalam konteks negative security dan juga perdamaian itu dalam hal terciptanya kondisi dimana pemenuhan hak asasi hak dasar manusia bisa dipenuhi oleh dunia internasional atau dikenal sebagai positive security

Dalam konteks negative security atau perang antar negara, harus kita akui bahwa PBB sekarang mendapati hambatan atau tantangan yang luar biasa dengan adanya perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina sebagai contoh. Kemudian juga, dengan ancaman yang relatif baru dalam konteks peperangan, yaitu adanya konflik di dalam negara yang dampaknya atau bahayanya justru lebih besar daripada peperangan antar negara. 

Dalam konteks negative security ini kita melihat bahwa PBB terkesan sulit ataupun gagal dalam mencegah terjadinya perang antara Rusia dengan Ukraina dan juga peperangan atau konflik internal di beberapa negara. Hal ini yang menjadi tantangan utama bagi PBB terkait bagaimana kemudian mereka dapat melakukan restrukturisasi dan revitalisasi. Peran-peran PBB dalam menjaga keamanan dan perdamaian dunia dalam hal ini merupakan konteks sejarah, yang meliputi peperangan antarnegara maupun konflik di dalam negara.

Sementara itu, dalam konteks positive security atau positive peace, saya melihat PBB dan organ-organ khusus dibawah PBB, seperti FAO, WHO, UNICEF, UNESCO, dan sebagainya, organisasi tersebut lebih banyak menuai keberhasilan-keberhasilan dalam menyediakan kebutuhan pangan, kemudian mengkoordinasikan upaya internasional untuk penanganan COVID dan kesehatan dunia, kemudian menjaga dan melindungi hak-hak anak-anak dan sebagainya. Ini justru menjadi satu kelebihan dari PBB untuk selalu terdepan, menjadi organisasi atau badan yang berfungsi untuk melakukan koordinasi antar negara dalam menangani isu-isu transnasional. 

Saya rasa negara-negara sangat berkepentingan untuk memanfaatkan PBB sebagai wadah kerja sama dalam menciptakan perdamaian secara positif, menciptakan kesejahteraan bagi anak-anak dan perempuan. Kemudian juga menciptakan ketersediaan pangan, kesehatan, dan lingkungan yang baik bagi dunia ini. PBB dapat mengambil peran positif dalam upaya menjaga perdamaian atau menciptakan perdamaian dalam konteks positif.

Kemudian, apa pelajaran penting yang perlu mahasiswa HI pahami dari Hari PBB ini?

Hari PBB menjadi momentum bagi kita semua untuk memaknainya dengan selalu berupaya bersama-sama berkolaborasi di tingkat internasional, terkhusus dalam menyelesaikan masalah-masalah yang sifatnya transnasional. Semakin banyak isu-isu yang memerlukan penyelesaian bersama, tidak lagi dengan cara-cara unilateralisme seperti yang sekarang ini terjadi, misalkan ketika Rusia menginvasi Ukraina. Banyak masalah-masalah perdamaian dan keamanan dunia yang harus kita selesaikan dengan kolaborasi internasional.

 


Penulis: Ahmad Mujaddid Fachrurreza