MATAF HI 2022: HI UMY Menyapa 386 Mahasiswa Baru dengan Semangat Presidensi G20 Indonesia

September 15, 2022, oleh: Admin HI

Yogyakarta (14/9) – Sebanyak 386 mahasiswa baru Program Studi Hubungan Internasional (Prodi HI) UMY mengikuti Masa Ta’aruf (MATAF) HI yang diadakan pada Rabu, 14 September 2022, bertempat di Lantai Dasar Masjid KH. Ahmad Dahlan UMY. MATAF HI pada tahun ini sendiri menjadi berbeda dengan tahun sebelumnya, karena diadakan secara luring kembali setelah masa pandemi. Dengan mengangkat tema Presidensi Indonesia di G20, kegiatan MATAF ini secara spesifik mendorong mahasiswa baru HI agar mampu menumbuhkan kesadaran lebih pada isu-isu yang menjadi prioritas Presidensi Indonesia di G20.

Acara dibuka dengan rangkaian pembacaan Kalam Ilahi, menyanyikan lagu wajib, dan sambutan dari Ketua Panitia, Ketua Umum Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) UMY, dan Ketua Prodi HI. Setelah rangkaian kegiatan tersebut, mahasiswa diajak untuk berkenalan dengan dosen-dosen, tenaga pendidik, dan staf di Prodi HI agar dapat lebih dekat secara personal serta memahami layanan administrasi di Prodi HI. Selain perkenalan tersebut, pada sesi acara berikutnya, yakni pengenalan kurikulum oleh Bapak Bambang Wahyu Nugroho, M.A., mahasiswa diperkenalkan dengan kurikulum akademik yang akan mereka tempuh selama masa studi nantinya dari semester 1 hingga semester 7.

Memasuki acara inti, sesi talk show yang dimoderatori oleh Yusuf Idrus Malik menghadirkan Bapak Noam Lazuardy selaku Wakil Ketua Satuan Tugas (Satgas) G20 dan Bapak Faris Al-Fadhat, Ph.D yang merupakan Wakil Rektor IV dan Dosen Prodi HI di bidang Ekonomi Politik Global.

Pada sesi materi yang dibawakan oleh Bapak Noam, beliau menjelaskan pentingnya Presidensi G20 Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan nasional di dunia, representasi negara berkembang, dan memastikan pemulihan krisis ekonomi dunia secara inklusif. Dengan berbagai tantangan global yang ada, G20 Indonesia mengusung tema recover together, recover stronger guna menyadari pentingnya posisi Indonesia dalam menjalin hubungan antar negara dan menyelesaikan permasalahan global yang ada.

Sesi materi berikutnya dilanjutkan oleh Pak Faris yang memulai pembahasan dengan “kabar baik”, dimana beliau menilai saat ini kita hidup di era yang sangat damai. Hal tersebut didukung oleh posisi Indonesia yang terletak di kawasan Asia Tenggara dan sangat menguntungkan, mengingat kawasan ini merupakan salah satu wilayah yang damai, tanpa perang, dan berada dibawah naungan ASEAN. “Kabar baik” lainnya adalah penurunan jumlah kemiskinan mulai dari tahun 2010 hingga diprediksi tahun 2030 mendatang (sebanyak kurang dari 10% penduduk hidup dalam keadaan kemiskinan yang ekstrim).

Selain itu, Pak Faris menjelaskan “kabar baik” yang ketiga adalah kondisi ekonomi yang semakin membaik, khususnya di Indonesia, karena berlandaskan pada kerja sama ekonomi global yang semakin terjalin erat. Meski demikian, Pak Faris menjelaskan bahwa masih ada beberapa fenomena yang kurang baik saat ini, seperti kontestasi politik antara Cina dan Amerika Serikat, polarisasi politik dalam negeri, hingga defisit anggaran yang terjadi khususnya di berbagai negara. Oleh karena itu, Pak Faris mengajak mahasiswa baru untuk menyadari posisi penting mereka sebagai pemimpin di 20 tahun yang akan datang, mampu memiliki visi terhadap kemajuan Indonesia di kancah global, serta menerapkan kebiasaan-kebiasaan kecil yang mampu mengarahkan pada perubahan yang lebih baik.

Antusias mahasiswa baru semakin terlihat dalam MATAF HI 2022, rangkaian kegiatan lainnya seperti pemaparan materi dari Mahasiswa Berprestasi HI, pengenalan KOMAHI, dan Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia (FKMHII) turut menaikkan semangat mahasiswa agar dapat memiliki visi tentang akademik dan prestasi yang lebih maju. Hal ini sejalan dengan harapan yang disampaikan oleh Dr. Sugito selaku Ketua Prodi HI dalam sambutannya, beliau mengajak mahasiswa agar mampu memiliki kemampuan yang lebih dalam meraih pencapaian akademik yang baik serta skill yang mumpuni selama menempuh masa studi di HI UMY.

 

Penulis: Ahmad Mujaddid Fachrurreza