Mahasiswa HI UMY Ikuti Program Mengajar di Korea Selatan

September 26, 2013, oleh: Admin HI

Selama hampir 5 minggu berada di Korea Selatan, Kukuh Eka Wardhana, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY), akhirnya tiba di tanah air tepat pada tanggal 27 Agustus 2013. Kukuh, panggilan akrabnya, berada di negeri Ginseng dalam rangka melaksanakan salah satu program AIESEC (Association Internationale et Studiant Sociale Economic Commerciale), yakni mengajar bahasa Inggris di Junggye Public Welfare Station, Seoul, Korea Selatan.
Berbagai pengalaman unik dengan lancar ia ceritakan saat ia pertama kali menginjakkan kaki di Korea, pengalamannya mengajar bahasa Inggris untuk anak-anak Korea, hingga kehidupannya sehari-hari selama disana. “Sebenarnya mengajar bukan hal yang baru bagi saya. Saya pernah menjadi relawan di acara KOMAHI Mengajar. Itu menjadi pelajaran berharga bagaimana menghadapi murid-murid di luar negeri yang notabene lebih cerewet dan kritis.” tutur mahasiswa yang aktif di organisasi Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) UMY ini.
Menurutnya, menghadapi murid-murid yang kritis seperti itu justru memberi tantangan tersendiri baginya agar mampu menerapkan metode belajar yang lebih aktif dan dinamis. Salah satu contoh misalnya, dengan menyelipkan materi-materi santai seputar budaya Indonesia di ruang belajar. Dengan begitu, layaknya sekali dayung dua pulau terlampaui, ia mencoba memperkenalkan budaya Indonesia ditengah kesibukan belajar mengajar.
“Biar tidak bosan, suatu hari saya pernah menyelipkan materi budaya di tengah-tengah kegiatan belajar mengajar. Saya mengajari mereka lagu “Selamat Ulang Tahun” versi bahasa Indonesia. Mereka terlihat senang. Dan balik mengajari saya lagu “Selamat Ulang Tahun” versi bahasa Korea. Itu menyenangkan!”, kelakarnya.

Karena banyak hal hal menyenangkan yang ia alami selama mengajar bahasa Inggris di Korea Selatan, ia semakin tertarik mempelajari “Komunikasi Anak-Anak” dengan tujuan agar dirinya semakin mahir mengaplikasikan kemampuan mengajarnya bukan hanya di negeri orang lain, namun untuk anak-anak Indonesia.
“Kebetulan KKN (Kuliah Kerja Nyata) saya juga berhubungan dengan mengajar. Pengalaman mengajar di luar negeri semakin memotivasi saya agar bisa berkontribusi lebih aktif di dunia pendidikan dalam negeri”, tutur mahasiswa yang tertarik menjadi relawan “Indonesia Mengajar” ini. (diah)