[Mahasiswa] Delegasi HI UMY Sabet Juara Umum PNMHII XXVII Surakarta

Januari 25, 2016, oleh: Admin HI

CULlQ8FUwAU3yav.jpg largePenyerahan penghargaan kepada tim Diskusi Ilmiah delegasi HI UMY pada perhelatan PNMHII XXVII Surakarta

Program studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY) patut berbangga atas prestasi delegasi HI UMY dalam perhelatan Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (PNMHII) ke-27 di Solo, Surakarta, 15-20 November 2015. Pasalnya, kesembilan delegasi yang diwakili oleh Febryka Herawan (HI 2014), Pretty Epira (HI 2014), Zaki Syaiful Hunafa (HI 2014), Tri Azmi (HI 2014), Adhie Putra Perwira (HI 2013), Rizqi Putri Pratami A.A (HI 2013), Anang Wahid Efendi (HI 2013), Wahyu H. Al-faruq (HI 2013), dan Elma Bonita (HI 2013),berhasil membawa pulang penghargaan sebagai juara umum chamber diskusi ilmiah PNMHII XXVII.

Ditemui ditempat terpisah, Anang Wahid Efendi sebagai punggawa tim diskusi ilmiah menyatakan bahwa forum terbagi menjadi 3 chamber, yakni politik hukum keamanan, ekonomi, dan sosial budaya. Setiap chamber akan menghasilkan juara. Juara umum adalah tim yang berhasil mendapatkan poin tertinggi untuk semua chamber.

“UMY mendapatkan poin tertinggi setelah menyisihkan saingan-saingan terberat seperti Universitas Riau dan Universitas Katolik Parahyangan. Alhamdulilah, kemudian dinyatakan sebagai juara umumnya”, tutur Anang, yang juga merupakan ketua divisi Pers Mahasiswa Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) UMY ini.

Pada diskusi ilmiah kali ini, delegasi HI UMY mengangkat tema keamanan maritim dengan menyinggung peran aktif masyarakat pesisir (nelayan) sebagai social alert untuk mempertahankan pertahanan kemanaan maritim Indonesia. Delegasi HI UMY mengkritisi sikap pemerintah Indonesia yang cenderung mengabaikan adanya kelompok masyarakat pesisir sebagai sosial kapital. Padahal, nelayan memiliki peran yang begitu vital dalam kehidupan negara, yakni sebagai penjaga pulau kecil dan terpencil di wilayah terluar Indonesia yang sering menjadi basis konflik dan tindak kriminalitas laut.

“Kami berharap gagasan tersebut tidak hanya berhenti pada PNMHII saja. Melainkan bisa menjadi masukan penting bagi pemerintah dalam penyusunan strategi pertahanan keamanan maritim di masa sekarang dan depan.”, tutupnya. (diah)