Jadi Pembicara Seminar Nasional, Dosen HI UMY Tekankan Strategi Multi Track-Diplomacy Menghadapi MEA 2015

September 24, 2014, oleh: Admin HI

2014.09.22. seminar nasional hi

Para pembicara di seminar nasional “Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015”

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 seperti buah simalakama bagi Indonesia. Pasalnya, salah strategi bisa menyebabkan blunder berkepanjangan. Menghadapi persaingan global yang semakin ketat nantinya di lingkup ASEAN, optimalisasi diplomasi adalah salah satu strategi yang patut diperhitungkan. Optimalisasi diplomasi hanya akan bisa dicapai ketika pemerintah dan masyarakat bisa saling bekerja sama. Dalam studi HI, fenomena tersebut disebut sebagai Multi Track-Diplomacy.
Hal ini lah yang ditekankan oleh dosen senior Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY), Dr. Nur Azizah, M.Si, dalam acara seminar nasional “Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015”, yang diselenggarakan Universitas Islam Indonesia (UII), Senin, 22 September 2014.
Bertempat di Gedung Mohammad Hatta, Kampus Terpadu UII, seminar nasional yang juga merupakan agenda launching program studi Hubungan Internasional UII ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia, I Gusti Agung Wesaka Puja, MA.
“Sinergi antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan agar MEA 2015 ini tidak hanya sekedar wacana dan gagasan di atas kertas. Keseriusan pemerintah dalam perbaikan infrastruktur, perumusan kebijakan-kebijakan investasi, serta kemudahan akses informasi akan menjadi modal utama Indonesia menghadapi persaingan global ini”, tutur dosen yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi (Kaprodi) HI UMY ini.
Pun begitu dengan perusahaan-perusahaan dalam negeri. Jiwa kompetitif harus ditumbuhkan dengan jalan perbaikan sistem management, agar nantinya tidak kalah saing dengan perusahaan-perusahaan negara ASEAN lainnya.
“MEA 2015 adalah hajat besar negara-negara ASEAN. Maka, konsep single fighter tidak relevan diterapkan. Pemerintah harus membangun hubungan baik dengan masyarakatnya agar keduanya bisa berkontribusi maksimal terhadap kepentingan nasional yang dituju.”, tutupnya dengan nada serius. (diah)