Belajar Praktik Demokrasi di Asia dari Kunjungan IR Visit 2022 ke ANFREL Thailand

Oktober 14, 2022, oleh: Admin HI

Pada tanggal 26 Agustus 2022, Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) bersama Program Studi Hubungan Internasional (Prodi HI) UMY sukses menyelenggarakan kunjungan ke Asian Network for Free Elections (ANFREL) di Thailand. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan International Relations (IR) Visit yang diikuti oleh sekitar 40 peserta.

Kunjungan ke ANFREL menjadi istimewa bagi Prodi HI UMY karena dapat mengadakan seminar dan diskusi langsung dengan pihak ANFREL yang diwakili oleh Senior Program Officer ANFREL, Amaël Vier. Dengan mengangkat tema “The Dynamics of Implementation of Democracy by Countries in the Asian Region and its Challenges”, kegiatan ini berupaya untuk memberikan pemahaman terkait dinamika praktik demokrasi di kawasan Asia dan bagaimana ANFREL berkontribusi dalam menyelesaikan tantangan demokrasi yang dihadapi oleh negara-negara di kawasan.

Salah satu peserta IR Visit 2022, Zahirah Wishal (Mahasiswi IPIREL, 2021) dalam sebuah kesempatan wawancara, membagikan pengalaman serta pelajaran yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Zahirah menjelaskan ANFREL merupakan Non-Govermental Organization (NGO) yang telah bekerja untuk memajukan demokrasi elektoral di Asia sejak tahun 1997. Selama hampir 25 tahun, ANFREL telah banyak melakukan pengamatan praktik demokrasi di negara-negara Asia.

ANFREL memantau berjalannya semua praktik demokrasi atau PEMILU dengan cara mengirim para pemantau dari negara dan daerah masing-masing untuk terjun langsung ke lokasi yang sedang menjalankan praktik demokrasi atau pemilihan umum. Hingga tahun 2022, total pemantau di ANFREL telah mencapai 1.400 orang.

Sebagai bagian dari misi yang ingin diwujudkan ANFREL dalam rangka mendukung upaya demokratisasi di Asia, NGO ini memfokuskan pekerjaannya pada 3 divisi utama yang masing-masing mempunyai tugas khusus dan dirancang untuk saling melengkapi dalam mendukung proses pengamatan demokrasi dan kemajuan pemilihan umum yang bebas dan adil di seluruh Asia. Tiga divisi tersebut adalah Divisi Pengawasan Pemilu (Election Observation), Divisi Pengembangan Kapasitas (Capacity Building), dan Divisi Kampanye dan Advokasi (Campaign and Advocacy).

Sejak didirikan, ANFREL telah melakukan lebih dari 70 misi pemantauan pemilihan umum di seluruh Asia. ANFREL merekrut para pemantaunya dari 29 jaringan organisasi masyarakat di 18 negara Asia. Dengan mengamati dan mengakses manajemen pemilihan umum, para pemantau telah mengembangkan pemahaman yang kuat tentang partai-partai terbaik internasional, dimana pengetahuan tersebut kemudian diterapkan di negara asalnya masing-masing.

Indonesia sendiri memiliki 3 jaringan organisasi ANFREL yaitu Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (PERLUDEM), Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), dan Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR). Setiap proses pengamatan yang telah selesai, ANFREL selalu menerbitkan “mission report” sebagai bukti kontribusi mereka dalam proses demokrasi di Asia. Salah satu contoh program kerja yang pernah dilakukan ANFREL yaitu melakukan pemantauan terhadap pemilihan Gubernur di Papua pada tahun 2013, dan memantau Pemilihan Gubernur, Walikota, serta Bupati Aceh pada tahun 2012.

Senior Program Officer ANFREL, Amaël Vier, menegaskan bahwa saat ini masih terdapat beberapa isu umum demokrasi yang perlu diperhatikan. Persoalan tersebut mencakup prevalensi pembelian suara, penyalahgunaan sumber daya negara untuk tujuan kampanye, reformasi dana kampanye, menurunnya kondisi kebebasan pers dan kebebasan berekspresi, serta disinformasi yang meluas.

Bagi Zahirah, kegiatan ini merupakan pengalaman yang luar biasa karena mahasiswa dapat mengikuti seminar dan berdiskusi langsung dengan ANFREL. Dengan bekal ilmu yang telah didapatkan di Prodi HI terkait NGO, mahasiswa memperoleh banyak informasi baru terkait ANFREL sebagai organisasi non-pemerintah dan bagaimana proses praktik demokrasi yang berlangsung di negara-negara Asia.

 

Penulis: Ahmad Mujaddid Fachrurreza