HI UMY Gandeng AIFIS Dan LP3M UMY Gelar Seminar Bertajuk Hubungan Indonesia-Amerika Serikat

Oktober 18, 2014, oleh: Admin HI

Bz_ou3MCcAAMQTT

Program studi Hubungan Internasional Unversitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY) dan LP3M bekerja sama dengan American Institute For Indonesian Studies (AIFIS) menyelenggarakan seminar dengan tema “Indonesian – USA Relations: Opportunities &  Challenges Under Jokowi Administration”   yang digelar di gedung AR Fachrudin A, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada Selasa, 14/10/2014 .
Dalam seminar ini, dihadirkan 3 narasumber yang mumpuni dalam bidangnya, yaitu James Mullinax, M.A., M.P.A., selaku konselor Ekonomi kedutaan Besar Amerika Sserikat di Jakarta, Dr. Nur Azizah, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UMY, Ali Muhammad, M.A., Ph.D. selaku Dekan FISIPOL UMY, serta dipandu oleh moderator Faishol Adib, M.A. dari AIFIS Yogyakarta. Seminar dibuka dengan sambutan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A yang juga menyampaikan tentang pentingnya hubungan Indonesia dan Amerika Serikat.
Pembicara pertama, James Mullinax, menggarisbawahi Indonesia sebagai mitra strategis bagi Amerika Serikat, dikarenakan Indonesia adalah Negara terbesar ke-4 di dunia dengan ukuran ekonomi yang besar . “ Indonesia adalah mitra penting dalam politik luar negeri AS terutama terkait untuk membuat peran AS semakin baik dan kuat di kawasan Asia dan Pasifik sehingga Indonesia adalah mitra kunci di regional dan global”. tutur James Mullinax. Hubungan Indonesia dan AS masih perlu begitu banyak ruang perbaikan. Ruang interaksi antar masyarakat dan para pelaku ekonomi  menjadi sangat penting untuk ditingkatkan demi memperkuat hubungan dan pengertian kedua Negara. Ini bisa diupayakan dengan people to people exchange program atau  pertambahan student exchange antar mahasiswa Indonesia dengan AS, atau juga peningkatan mitra dagang antar kedua Negara.
Menurut pembicara kedua, Dr. Nur Azizah , menyatakan bahwa basis hubungan Indonesia dan AS sebenarnya sudah sangat kuat dan saling terkait. “ Kepentingan bersama antara AS yang ingin mengurangi tingkat radikalisme di Indonesia disertai dengan kepentingan Indonesia yang ingin mengurangi tingkat kemiskinan adalah dua hal yang saling terkait kuat”, tuturnya. Ini dikarenakan pihak yang paling rentan menjadi korban proses radikalisasi adalah kelompok-kelompok yang berada di bawah garis kemiskinan.  Kepentingan bersama antara kedua negara yang sudah searah ini merupakan modal awal untuk hubungan yang kuat dan berkesinambungan .
Dekan FISIPOL UMY, Ali Muhammad, M.A., Ph.d  menyampaikan “ Perbedaan pendapat antara Indonesia dan AS dalam berbagai konflik internasional terutama di Timur Tengah adalah hal yang masih menjadi pemberi jarak dalam hubungan antar kedua negara ”. Untuk itu diharapkan pemerintahan Jokowi mendatang agar mampu untuk melihat potensi besar yang dimiliki dari hubungan Indonesi dan AS . (dini, chusnul, irul)