Belajar Menjadi Diplomat melalui Kuliah Praktisi Praktikum Diplomasi

Juni 16, 2022, oleh: Admin HI

Diplomat merupakan pekerjaan yang membutuhkan kemampuan dan wawasan yang cukup mumpuni agar kemudian dapat menjadi perwakilan Indonesia di forum internasional. Bagi mahasiswa hubungan internasional tentunya menjadi seorang diplomat adalah profesi impian yang ingin diraih setelah lulus kuliah nanti. Dalam rangka mewujudkan impian tersebut, Program Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan Kuliah Praktisi sebagai bagian dari mata kuliah Praktikum Diplomasi pada hari Rabu (15/6) lalu secara daring melalui zoom. Acara ini menghadirkan Sindy Nur Fitri, S.H., L.L.M. yang merupakan Sekretaris Kedua Perutusan Tetap RI untuk PBB di New York dan dimoderatori Fatihatur Rahmi Azizah, S.IP selaku Tim Pengajar Mata Kuliah Praktikum Diplomasi.

Pada acara tersebut, Sindy banyak berbagi tentang tugas dan spektrum kerja diplomat sebagai penghubung yang baik antar kepentingan negara. Dalam forum internasional, peran diplomat menjadi sangat penting karena diplomat harus bisa mengusahakan agar draf resolusinya tercapai hingga berhasil membentuk hukum atau norma internasional melalui proses negosiasi. Menurut Sindy, proses tersebut yang kemudian seringkali mengantarkan delegate pada simulasi sidang seperti Model of United Nations (MUN) menjadi best delegate, sebagaimana MUN akan menjadi rangkaian dari praktikum diplomasi dalam mengukur kemampuan mahasiswa memahami secara praktikal terkait tugas diplomat.

Secara umum, kemampuan yang harus dimiliki diplomat adalah dimulai dari kemauan untuk melakukan riset yang mendalam, seperti mencari tahu ideologi, profil negara, kepala negara, negara partner, kepentingan nasional, dll. Selain itu, seorang diplomat harus menguasai prosedur atau aturan jalannya sidang forum tertentu dan pasal yang harus ditaati. Bersikap assertive juga penting agar aspirasi dapat tersampaikan secara efektif dan tepat sasaran, serta kemampuan untuk dapat menguasai teknologi menjadi kemampuan yang harus dimiliki diplomat pada era modern ini.

Sebagai tambahan, aspek persona juga penting untuk dikuasai oleh seorang diplomat. Sindy menjelaskan bahwa diplomat harus bisa untuk membuka persahabatan dengan negara-negara lain, dengan berperan sebagai problem solver dan bridge builder, seperti Indonesia yang seringkali menjalankan peran tersebut ketika terjadi deadlock di forum PBB. Hal ini juga yang seringkali menarik negara-negara lain agar segan menjalin hubungan dengan Indonesia, karena penampilan dan tutur kata baik yang dimiliki oleh diplomatnya, serta prinsip kuat yang terus dijunjung agar menunjukkan posisi Indonesia sebagai negara yang konsisten dan memiliki komitmen kuat dalam menyelesaikan konflik melalui upaya damai di forum internasional.

“Ingat, ketika berbicara sebagai diplomat RI di forum internasional, maka itu bukanlah dari kita, karena kita berbicara atas nama Bangsa Indonesia, sebagai representasi negara.” Jelas Sindy.

 

 

Penulis: Ahmad Mujaddid Fachrurreza