Kolaborasikan Pengetahuan HI dan Kesehatan, Mahasiswa HI UMY Juarai Lomba Debat

April 23, 2013, oleh: Admin HI

Masalah jaminan kesehatan rakyat ternyata menjadi perhatian serius di ranah kesehatan. Jaminan bahwa seluruh lapisan masyarakat mendapatkan fasilitas kesehatan yang sama bagusnya masih belum terwujud. Hal ini menjadi pembicaraan menarik di dunia kesehatan, termasuk di wilayah Eropa, dimana kesehatan masyarakatnya benar-benar terjamin. Sistem baru yang disebut dengan Universal Health Coverage mulai di terapkan di ranah kedokteran oleh para penggiat kesehatan di Eropa. Sistem ini pula yang mulai coba di terapkan oleh penggiat kesehatan di Indonesia.
“Namun sistem Universal Health College ini masih terlalu rawan di terapkan di Indonesia mengingat di sektor pendanaan dan metode pelaksanaan masih belum begitu baik dan kalah jauh dari Eropa”, ujar Akhmad Rifky, Mahasiswa HI UMY dalam stands yang ia bawa saat menjuarai Lomba Debat Medical English Debate and Speech Competition (21/4).
Medical English Debate and Speech Competition (MEDSCO) merupakan lomba tahunan yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Keperawatan (FKIK) UMY yang tahun ini di helat pada Ahad lalu (21/4). Bbertempat di Ampiteater Kedokteran, lomba debat Bahasa Inggris ini mengangkat tema “Universal Health Coverage for a Better Health System in Indonesia”. Melalui tema ini, para peserta diajak peduli dengan permasalahan yang di timbul pada sistem kesehatan yang selama ini sudah berjalan khususnya di Indonesia.
Walaupun lomba debat ini didominasi oleh mahasiswa FKIK, satu tim dari jurusan Hubungan Internasional UMY juga diterjunkan, terdiri atas Ahmad Rifky Setya Anugrah, Asep Suryana dan Atina Rosydiana. Suatu kebanggaan bagi jurusan, tim ini berhasil menyabet Juara I setelah berhasil unggul dari tim Pendidikan Dokter, Pendidikan Bahasa Inggris dan Ilmu Keperawatan.
Posisi yang diambil tim HI UMY ini lebih mengarisbawahi tentang jaminan kesehatan rakyat yang tercermin pada penerapan sistem Universal Health Coverage di Indonesia. “Memang dalam realitanya cukup sulit dan butuh proses dalam penerapan sistem Universal Health Coverage di Indonesia mengingat jaminan kesehatan rakyat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat” ujar Atina Rosydiana, salah satu anggota dari Tim HI.
“Namun sistem ini bukanlah konsep yang utopis atau mustahil di terapkan di Indonesia karena yang paling penting adalah bagaimana upaya persiapan dan perencanaan diimbangi dengan revitalisasi infrastuktur dan suprastruktur secara domestik”, tambahnya.
Ketika di singgung mengenai perasaanya setelah berhasil menjuarai lomba debat Bahasa Inggris yang berada di ranah kedokteran mereka sepakat menjawab bahwa ini adalah kerja keras tim. “Walapun kami berasal dari jurusan Hubungan Internasional, namun kami dituntut untuk memiliki wawasan luas termasuk di ranah kedokteran, apalagi sistem Universal Health College akan diterapkan di seluruh dunia”, ujar Asep Suryana salah satu anggota Tim HI yang termuda.
“Tim kami sungguh beruntung bisa ambil bagian dan menjuarai lomba debat ini, mengingat acaranya yang cukup berkualitas dimana kami dikondisikan untuk mengasah pola pikir dan menghasilkan ide serta, gagasan konstrukstif”, pungkasnya. (AdityaMH/fikar-ed)