HI UMY Dukung Penuh Realisasi Komunitas MUN UMY

Januari 6, 2015, oleh: Admin HI

Untitled
Sebagai bagian dari Universitas yang memiliki slogan “Muda Mendunia”, civitas akademika Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY) telah banyak terlibat aktif di event-event internasional, baik konferensi maupun Model United Nations (MUN). Bahkan, keterlibatan tersebut berkali-kali membawa sebuah prestasi membanggakan untuk kampus karena mampu membawa pulang beragam penghargaan bergengsi. Pengalaman bersentuhan langsung dengan dunia internasional tersebut membuat beberapa mahasiswa HI UMY bertekad untuk membentuk komunitas MUN UMY, sebagai sarana untuk meningkatkan kapabilitas mahasiswa UMY dalam seni berdiplomasi pada event-event internasional, khususnya MUN.
Adalah Ahmad Jawwad (HI 2011), Asep Suryana (HI 2012), dan Iqbal Dwi. H (HI 2013), mahasiswa HI UMY yang sekaligus merupakan The Founding Fathers komunitas MUN ini.
“Kami juga dibantu oleh rekan-rekan dari International Program for Law and Sharia Fakultas Hukum (IPOLS FH) UMY dalam menginisiasi komunitas MUN ini. Diantaranya M. Fahrul (FH 2012), serta direktur IPOLS sendiri, bapak Yordan Gunawan”, ujar Ahmad Jawwad, mahasiswa semester akhir yang juga anggota aktif Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) UMY.
Komunitas MUN ini, lanjut Jawwad –sapaan akrabnya-, akan ditransformasikan ke Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) agar seluruh mahasiswa UMY yang memiliki ketertarikan pada acara-acara MUN bisa bergabung. Karena berdasarkan hasil pengamatannya selama ini, acara MUN internasional tidak lagi di dominasi oleh mahasiswa HI semata, namun juga mahasiswa Kedokteran, Pertanian, hingga Teknik. Hal ini patut dimaklumi, karena isu-isu hubungan internasional kontemporer tidak lagi berkutat pada persoalan high politics, namun sudah menyentuh ranah low politics. Hal ini bisa dilihat dari isu-isu internasional yang diangkat di General Assembly Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Isu penyebaran penyakit Ebola, isu Human Dignity, ataupun isu energi terbarukan, pun tak kalah panas dibahas di forum tersebut, daripada isu sengketa wilayah perbatasan.
“Akan sangat menarik jika kita bisa melihat keunikan dari gaya berdiplomasi tiap-tiap jurusan. Selain itu, komunitas MUN ini juga didesign untuk memperkaya cakrawala pengetahuan, melalui pemaparan langsung dari teman-teman yang berkecimpung di bidangnya.”, sambungnya.
Bagi HI UMY sendiri, adanya komunitas MUN ini merupakan investasi jangka panjang dalam menelurkan bibit-bibit diplomat masa depan. Pembekalan softskill dalam komunitas MUN ini, misalnya dalam menyusun perjanjian internasional yang terikat, tentu akan menjadi bekal yang berharga bagi karir akademik maupun profesional mahasiswa di masa depan. (diah)