Kenali Pentingnya Dialog Kebudayaan dalam Membangun Perdamaian Internasional melalui Kegiatan Diskusi Center of International Security Studies

Maret 31, 2022, oleh: Admin HI

Mengangkat isu dialog kebudayaan dalam membangun perdamaian internasional, Center of International Security Studies (COISS) adakan diskusi terbuka secara luring dan daring pada hari Rabu (30/3) lalu yang bertempat di Ruang Sidang ASEAN, Gedung E4 Lantai 1 UMY maupun melalui platform Zoom. Diskusi kedua semenjak COISS didirikan pada tahun 2022 tersebut mengundang dua pembicara utama yaitu Dr. Yudi Utomo Imardjoko (Teknik Nuklir UGM) dan Prof. Dr. Tulus Warsito (FISIPOL HI UMY). 

Diskusi dibuka oleh pemaparan dari Dr. Tulus Warsito yang membahas tentang pentingnya usaha untuk membangun pemahaman dan menghormati budaya dari komunitas lain. Karena melalui pemahaman akan budaya, identitas dan kebiasaan tersebut lah masyarakat dapat menghindari terjadinya salah tafsir akan maksud, tujuan dan karakter dari pihak lain yang ditakutkan dapat memicu muncul nya konflik bahkan perang. Lebih lanjut, beliau juga menyatakan bahwa kebudayaan dapat digunakan untuk mempertahankan perdamaian melalui proses untuk memahami dan menghormati perbedaan yang ada.

Selanjutnya, Dr. Yudi Utomo Imardjoko juga ikut menekankan penting nya bagi kita untuk bisa membangun mutual understanding dan respect terhadap budaya antar komunitas yang berbeda. Tetapi, proses pembelajaran tersebut tidak cukup didapatkan melalui sumber-sumber sekunder saja seperti melalui buku atau film. Pemahaman tersebut perlu diperkuat melalui proses interaksi dengan budaya dan masyarakat secara langsung.

Berkaca dari pesan-pesan yang telah disampaikan oleh Dr. Yudi dan Dr. Tulus, mahasiswa pun dapat ikut berkontribusi dalam membagun perdamaian melalui dialog kebudayaan. Salah satu hal yang dapat mahasiswa lakukan yaitu melalui partisipasi dalam program pertukaran pelajar ataupun kegiatan internasional lainnya. Karena melalui kegiatan tersebut lah mahasiswa akan belajar memahami kebudayaan lain melalui interaksi secara langsung dengan masyarakat lokal.

 

Penulis: Syarifah Rizki