Indonesia Outlook 2021: Presidensi G20 Indonesia dan Kontribusi terhadap Komunitas Islam Internasional
Yogyakarta (29/12) – Indonesia terus menunjukkan kontribusinya terhadap kemajuan peradaban dunia. Situasi pandemi COVID-19 yang masih terjadi hingga tahun 2021 membuat negara-negara semakin bergantung pada kekuatan dari kerja sama yang dibangun melalui forum internasional yang mampu menjadi solusi atas permasalahan. Menanggapi hal tersebut, kehadiran Indonesia selaku presiden pada G20 tahun 2022 mendatang menjadi penting untuk dibahas. Program Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY) bersama dengan Program Magister Ilmu Hubungan Internasional UMY mengadakan Indonesia Outlook 2021 dengan mengangkat tema “Peran Indonesia dalam Dunia Internasional: Sebelum dan Sesudah Kepemimpinan Indonesia pada G20”. Kegiatan tahunan ini menghadirkan beberapa tokoh penting dari akademisi dan praktisi yang terbagi menjadi dua hari yang mencakup empat sesi utama.
Pada sesi pertama, topik utama yang diangkat yaitu mengenai kontribusi Indonesia terhadap komunitas Islam internasional. Prof. Ahmet T. Kuru dari San Diego State University memulai pembahasan dengan beberapa argumennya terkait sistem otoritarianisme dan keterbelakangan Islam. Dalam materinya, Ia menjelaskan bahwa terdapat beberapa kekeliruan asumsi masyarakat terhadap permasalahan sistem pemerintahan negara muslim. Yang pertama ialah asumsi bahwa ada sesuatu yang menghalangi terwujudnya sistem demokrasi pada Islam, padahal faktanya tidak semua negara muslim adalah otoriter, beberapa negara mayoritas penduduk muslim bahkan menjunjung tinggi demokrasi seperti Indonesia. Kemudian, anti-kolonialis: imperialisme barat. Yang terakhir adalah asumsi bahwa kehadiran institusi yang baik mengarahkan pada sistem pemerintahan yang bagus pula, namun sistem otoriter dan institusi yang tidak efektif seringkali berasal dari aliansi ulama negara yang juga mengarah pada era stagnansi peradaban Islam.
Pembahasan kemudian dilanjutkan oleh Imam Shamsi Ali yang merupakan direktur Jamaica Muslim Center dan Nusantara Foundation serta Prof. Bambang Cipto yakni Guru Besar HI UMY. Menurut Imam Shamsi Ali, saat ini terdapat kemunduran yang dialami oleh kalangan muslim, khususnya di Indonesia, sehingga membutuhkan beberapa dorongan terhadap kemajuan umat. Upaya pertama adalah dengan mengembangkan wawasan agar jelih mengamati peristiwa sekitar. Kemudian dengan mengembangkan keahlian komunikasi termasuk bahasa asing. Lalu upaya terakhir adalah dengan menumbuhkan self-confidence agar tidak dipandang sebelah mata. Imam Shamsi juga menambahkan bahwa ditengah situasi dunia yang serba terhubung dan sangat membutuhkan kerja sama ini, pilihan umat Muslim hanya dua, yakni sebagai penonton atau pemain yang mampu berkontribusi pada warna dunia. Dalam kesempatan yang sama juga, Prof. Bambang Cipto menegaskan bahwa Indonesia meskipun bukan negara Islam secara menyeluruh, namun nilai-nilai Islam merupakan sesuatu yang akan selalu dijunjung tinggi. Hal ini terbukti dengan peran aktif pemerintah dan segenap masyarakatnya yang terus aktif menyuarakan kepentingan negara Islam lainnya serta memberikan bantuan kepada rakyat Palestina, Afghanistan, Rohingya. (amf)
Penulis: Ahmad Mujaddid Fachrurreza