Zaman Serba Digital, Dosen HI UMY Melatih Kelompok Angkatan Muda Muhammadiyah dalam Berdakwah Kekinian

March 12, 2024, oleh: Admin HI

Sabtu(02/03/2024). Melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan Program Pengabdian PPM Muhammadiyah. Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Dr. Imam Mahdi, M.A memberikan pelatihan dalam berdakwah di era digital melalui poster dan video di media sosial. Agenda yang bertempat di SMP Muhammadiyah 1 Piyungan mengundang antusiasme warga sekitar Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta untuk membentuk insan dakwah kekinian.

Dalam era digital, urgensi dakwah menjadi semakin penting karena teknologi memungkinkan aksesibilitas yang luas serta daya jangkau yang meluas. Melalui platform digital, pesan dakwah dapat mencapai berbagai lapisan masyarakat di berbagai lokasi tanpa terkendala oleh batasan geografis. Selain itu, interaktivitas yang ditawarkan oleh media sosial dan aplikasi pesan instan memungkinkan adanya keterlibatan yang lebih dalam antara pengkhotbah dan audiensnya, meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menyampaikan nilai-nilai kebaikan. Tentunya dengan harapan bahwa dakwah ini dapat dimaksimalkan seiring dengan era digital yang semakin terasa bentuknya” Ujar Imam Mahdi.

Berdasarkan hasil wawancara dan obeservasi di lapangan dengan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) di Piyungan. AMM yang bergerak pada organisasi kepemudaan dimasayarakat, jika peran mereka sangatlah strategis untuk menyampaikan setiap dakwah sosial khususnya bagi kalangan muda dan masyarakat umum. Untuk menjalankan program pengabdian tersebut, Imam Mahdi bekerjasama dengan Syahdara Anisa Makruf S.Pd I, M.Pd I, Ketua Nasyiatul Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta. Serta Bromo Yudo Wibowo, seorang praktisi media sosial. Pengabdian ini mengusung judul Pelatihan Peningkatan Skill Dalam Pembuatan Poster dan Video Pendek sebagai Sarana Dakwah Sosial di Era Digital.

Dalam paparan materi, Mba Anisa menyampaikan “Media sosial menjadi sarana penyampaian pesan pesan, informasi serta menjadi ruang budaya baru, pada satu titik bahkan mampu menjadi penentu peradaban dalam suatu masyarakat.”

Media Sosial adalah medium yang akan terus membesar dan meluas. Tanpa pandang bulu, kini kita menyadari dan merasakan adanya dampak media sosial yang menembus batas waktu dan tempat. Akibatnya, kekhawatiran akan adanya penyimpangan dan sikap merugikan muncul seiring kemudahan akses tersebut. Seperti contoh konten yang memuat unsur sara dan pornografi yang dapat menggiring dampak negatif dari media sosial pula era digital yang kini ada diantara kita. Makadari itu, diperlukan sebuah konten dakwah sosial untuk menyaring dan memperkecil dampak negatif yang ada.

Akan tetapi, tantangan baru muncul. Bagaimana seluruh pengguna media sosial mau mengikuti dan mendengarkan konten dengan dakwah sosial? Tanya seorang peserta. “Kita perlu untuk selalu memperbarui referensi konten dakwah mulai dari membuat video dan poster dengan format yang menarik. Hal ini guna mengikuti tren yang muncul dikalangan masayrakat. Namun tetap pada konsistensi nilai-nilai sosial yang ingin disampaikan kepada mereka” Jawab Bromo Yudo Wibowo.

Secara sistematis, Bromo Yudo Wibowo mempraktekan cara dalam membuat poster dan video. Berawal dari konsep desain, pemilihan font, kombinasi warna hingga pemanis yang membuat poster atau video yang dibuat menarik untuk ditonton dan didengarkan. Dengan praktek dihadapan peserta yang diikuti ulang secara langsung membuat pelatihan terasa menyenangkan. Bromo pun memberikan praktek tersebut melalui aplikasi dan website yang terbuka secara gratis. Bromo menegaskan, walaupun aplikasi tersebut gratis tetap ada sejumlah tips dan cara untuk memaksimalkan konten yang ingin dibuat.  Hal ini menjadi penting, mengingat tidak semua peserta mampu berlanggangan aplikasi atau website yang berbayar untuk membuat poster dan video.

Agenda ini disambut baik oleh seluruh masyarakat di Piyungan. Dengan Antusiasme yang tinggi, para peserta pelatihan diikuti oleh kalangan muda dan tua. Salah satu pimpinan Nasyiyatul Aisyiyah yang turut menjadi peserta pelatihan tersebut mengharapkan adanya mekanisme yang berkelanjutan dalam melatih kemampuan sosial media dikelompok strategis ataupun masyarakat umum.

 


Penulis: Zulfan Fakhri Mahendra