Prihatin terhadap Menurunnya Kemampuan Baca Qur'an Remaja, Tim PKM HI Selenggarakan Pelatihan TPA

April 14, 2013, oleh: Admin HI

Menurut penelitian,  tahun 1950 sekitar 17,5% remaja Islam Indonesia tidak bisa membaca Al-Qur’an, tahun 1980 sekitar 56 %, sedangkan tahun 1990 survei yang diadakan khusus di DKI Jakarta, sekitar 75 % siswa SMA tidak bisa membaca Al-Qur’an. Jika kita lihat dari tahun ketahun, hasil survei menunjukkan bahwa kemampuan remaja kita dalam membaca Al-Qur’an semakin menurun. Oleh karena itulah TPA harus mampu mengatasi masalah tersebut.
Demikian disampaikan oleh Tim Penataran Pengajar AMM (Angkatan Muda Masjid-Mushollah) Yogyakarta Ustadz Evan Riyanto Arifin dalam acara pelatihan pengajar TPA (Taman Pengajaran Al-Qur’an) se-Ambarketawang yang diselenggarakan oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional (PKM HI) di Masjid Asy- Syakur, Gamping Tengah, Ahad (14/4). PKM ini juga merupakan bentuk pengabdian masyarakat yang merangkap sebagai Kuliah Kerja Nyata Tematik UMY 2013. Dalam acara ini turut hadir Ketua Jurusan HI UMY Ali Muhammad, M.A., Ph.D., serta Ketua Takmir Masjid Asy- Syakur Drs. Zainuddin Duli.
Evan mengungkapkan bahwa penyebab turunnya kemampuan remaja Islam dalam membaca Al-Qur’an yaitu, menurunnya kualitas pengajaran Al-Qur’an di Masjid, tidak adanya metode pengajaran yang stabil, terbatasnya jam pelajaran pendidikan Islam disekolah, dihapusnya kurikulum pengajaran bahasa Arab jawi atau melayu, pengaruh acara televisi dan lainnya. “Disebabkan oleh faktor- faktor tersebutlah kualitas penguasaan Al-Qur’an remaja Islam menurun. Maka harus kita tingkatkan sesuai kapasitas kita, yaitu mengoptimalkan TPA ini”, ungkapnya.
Dalam rangka peningkatan kemampuan baca Al-Qur’an bagi remaja Islam ini, Ustadz Joko Prayito yang juga merupakan tim Penataran AMM menerangkan bahwa seorang pengajar harus memiliki kemampuan dan kredibilitas yang tinggi. Seperti bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar, mengusai materi, berakhlakul karimah (perbuatan baik) dan lainnya. “Jika seorang pengajar saja tidak becus, bagaimana nanti dengan santrinya? Oleh sebab itu, setiap pengajar harus meningkatkan kemampuannya secara rutin. Apakah itu dengan mengadakan tahsin( perbaikan bacaan Al-Qur’an) bersama atau lainnya”, terangnya.
Terkait dengan kewajiban untuk memahami Al-Qur’an, Evan menambahkan bahwa, mempelajari Al-Qur’an diwajibkan oleh Allah SWT dan Rasulullah kepada umat Islam. Selain itu, para ilmuwan pun mengakui bahwa mereka banyak mendapat manfaat dari mempelajari Al-Qur’an, contohnya seorang ilmuwan kedokteran termashur seluruh dunia yaitu Ibnu Sina atau dikenal dengan Aviecenna.”Pernah seorang ilmuwan yang bernama Ibnu Sina berkata, ajarilah anak kalian membaca Al-Qur’an terlebih dahulu, sebelum kalian ajari dia ilmu yang lainnya”, tambahnya. (syah/fikar)