Tenaga Kerja Tidak Terdidik Penyebab Utama Permasalahan TKI di Luar Negeri

April 5, 2013, oleh: Admin HI

Penyebab utama terjadinya berbagai permasalahan yang dialami oleh tenaga kerja indonesia (TKI) di luar negeri dikarenakan banyak dari mereka berasal dari masyarakat yang tidak terdidik. Hal ini juga menjelaskan mengapa TKI banyak bekerja sebagai pekerja di sektor rumah tangga.
Demikian ungkapan Kepala Laboratorium Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Ade Marup Wirasenjaya, S.IP., M.A. saat menjadi narasumber pada sesi Diskusi Panel Anak Bangsa dalam Seminar Nasional bertajuk Kemandirian Generasi Muda dan Tantangan Diaspora (Tenaga Kerja) dalam Persaingan Global di Ruang Sidang AR. Fachruddin B, Jumat (5/4).
Dalam diskusi ini turut menjadi narasumber Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) bapak Mohammad Jumhur Hidayat, Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Lukman Hakim, serta Menteri Luar Negeri BEM UMY Muhammad Ichsan sebagai moderator yang juga mahasiswa HI angkatan 2010.
Tenaga kerja tidak terdidik ini menurut Ade pada akhirnya akan memunculkan banyak permasalahan, seperti ketidakmampuan untuk memahami bahasa setempat, kurangnya pengetahuan tentang budaya dan adat istiadat di negara penempatan, serta kurang memadainya keterampilan yang dimiliki.
“Inilah yang menyebabkan banyak TKI kita mengalami penyiksaan oleh majikannya, oleh karena itu akar permasalahan ini harus ditangani serius oleh pemerintah sebelum mengirimkan TKI ke luar negeri,” ungkapnya.
Salah satu kasus menarik yang pernah di dengar oleh Ade, ketika seorang TKI membawa benda-benda yang dianggap jimat ketika hendak berangkat ke negara tujuan seperti Arab Saudi. Padahal di negara tersebut sangat mencurigai benda-benda seperti itu. Ketika TKI tersebut tiba di Arab Saudi, dan mulai bekerja. Suatu hari sang majikan menemukan benda jimat si TKI, maka diadukanlah si TKI ke pengadilan dengan pasal sihir.
“Hal ini terjadi, karena pemahaman TKI terhadap hukum dan budaya setempat sangat kurang, dan seringkali menyulitkan TKI ketika berada di negara penempatan. Peristiwa ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan TKI,” jelasnya.
Di akhir penjelasannya Ade menambahkan bahwa masalah daya saing di kancah internasional menjadi isu kunci dan tantangan yang tidak ringan, Tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan saing yang tinggi niscaya posisi bangsa tersebut akan tersisihkan dalam persaingan.
“Maka dari itu diperlukan kebijakan-kebijakan oleh pemerintah untuk meningkatkan keunggulan SDM di dalam negeri dalam rangka mempersiapkan diri untuk bersaing secara terbuka di kancah internasional,” tambahnya. (Fikar)