Pendidikan Ketahanan Nasional Pemuda (TANNASDA) Indonesia Angkatan 5

Mei 14, 2011, oleh: Admin HI

oleh Andi Azhar*

Delegasi DIY mempresentasikan potensi konflik Horizontal di kalangan pemuda, salah satu Delegasi yakni Andi Azhar merupakan perwakilan mahasiswa dari UMY.
Pemuda sebagai penerima tongkat estafet pembangunan, memiliki posisi yang strategis dalam hal prioritas pembangun. Pembangunan yang dimaksud adalah pembangunan karakter, paradigma, dan kemampuan dari pemuda. Pemuda memiliki peran yang signifikan dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Boedi Oetomo 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945, Tritura 1966, dan Reformasi 1998 mencatat, pemuda memainkan peran penting dalam momen-momen tersebut.
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga melalui Deputi II Bidang Kepemimpinan Pemuda mengadakan Pendidikan Ketahanan Nasional Pemuda (TANNASDA) angkatan ke 5 sebagai bentuk perwujudan Pemerintah terhadap pemuda-pemuda Indonesia. Kegiatan yang digelar pada 19 – 30 April 2011 ini dibuka secara resmi oleh Menpora Andi Alifian Mallarangeng di Graha Pemuda Kemenpora. Dalam kuliah umumnya, Menpora menjelaskan betapa pentingnya peran pemuda dalam meredam konflik horizontal yang banyak terjadi di Indonesia saat ini. Acara yang digelar berkat kerjasama Kemenpora, Kemhan, dan LEMHANAS ini mengambil tempat di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PPPON) Cibubur.
Sebanyak 37 Pemuda dari berbagai unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas dari seluruh Indonesia dipanggil untuk mengikuti pendidikan ini. Grand design dari pendidikan TANNASDA ini adalah sebagai Lemhanas-nya pemuda Indonesia. Selain itu, TANNASDA merupakan jenjang pendidikan tertinggi bagi Pemuda Indonesia.
Propinsi DIY sendiri diwakili oleh 3 pemuda terpilih dari berbagai unsur. Mereka adalah Andi Azhar sebagai utusan BEM KM UMY, Ardaiyene Suharyati sebagai utusan Purna Paskibraka Indonesia (PPI) DIY, Najmu Tsakib Akhda sebagai utusan Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) DIY.
Dalam pendidikan ini, peserta dibekali mengenai wawasan nusantara yang disampaikan oleh Dosen LEMHANAS RI, Nasionalisme dan Ketahanan Nasional yang disampaikan oleh Wakil Asisten Teritorial Panglima TNI, Paradigma Pluralisme Agama dan Konflik di Indonesia yang disampaikan dari Kementerian Agama dan beberapa materi dari narasumber lain.
Dua orang delegasi dari Yogyakarta yaitu Andi Azhar dan Najmu Tsakib mempresentasikan mengenai Peran Pemuda dalam Konflik Horizontal di depan para panelis dari Kemenpora dan LEMHANAS. Mengambil studi kasus pada konflik Poso dan Ambon, Andi dan Najmu mencoba mengambil benang merah keterkaitan pemuda dalam konflik tersebut yang kemudian merumuskannya menjadi sebuah poin penting mekanisme penyelesaian konflik oleh pemuda.
Pendidikan ini diakhiri dengan dengan studi lapangan ke Malaysia. Dengan didampingi oleh Asisten Deputi II Jonni Mardizal, para peserta menghadiri pembukaan POPPIM II dan Bandung Games di Taylor University, Malaysia. Peserta juga diajak ke Pusat Pengembangan Antariksa Malaysia serta kunjungan ke Pusat Pemerintahan Malaysia di kawasan Putra Jaya.
Menjadi tua itu pasti, namun muda itu adalah pilihan. Sebagai generasi penerima tongkat estafet pembangunan sudah kewajiban pemuda untuk berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara. Pemuda telah mengukir sejarah panjang dalam perjalanan bangsa Indonesia, dan saat ini pemuda juga harus bisa mengukir tinta emasnya dalam sejarah pembangunan bangsa guna Indonesia sejahtera dan bermartabat. Semoga !
Andi Azhar adalah Mahasiswa HI UMY angkatan 2008, merupakan salah satu pengurus dari Korps Mahasiswa Hubungan Internasional UMY
sumber:

http://komahi.umy.ac.id/2011/05/delegasi-umy-andi-azhar-dalam-tannasda.html