Mahasiswa HI UMY Ikuti Sekolah Musim Panas di Korea Selatan

September 23, 2013, oleh: Admin HI

Bella Rosailly Hajar Putri, mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY) ini baru saja kembali ke tanah air setelah mengikuti program Summer School di Inha University, Incheon, Korea Selatan, terhitung sejak tanggal 3 Agustus hingga 24 Agustus 2013, bulan lalu.
Bella, sapaan akrabnya, memulai program intensif yang telah dirancang oleh pihak kampus selama 3 minggu. Diantaranya adalah kuliah, pengenalan budaya setempat, serta kunjungan lapangan ke tempat-tempat yang berhubungan dengan konsentrasi mata kuliah yang diambil. Mengenai kesehariannya di kampus, ia mengaku sempat shock dengan learning culture yang diterapkan disana. “Kalau di Indonesia, biasanya kelas itu paling lama cuma 2 jam. Di sana bisa sampai 4 jam!”, kelakar mahasiswi yang juga aktif di organisasi KOMAHI (Korps Mahasiswa Hubungan Internasional) ini.
Tak cukup sampai disitu. Mencicipi pendidikan di luar negeri juga membuatnya bisa merasakan “budaya tepat waktu” yang selama ini memang menjadi kebiasaan masyarakat internasional, tak terkecuali di negara maju layaknya Korea Selatan. “Semua sudah diatur berdasarkan jadwalnya masing-masing. Kalau telat sedikit saja, misalnya waktu makan siang, pasti sudah nggak mendapat bagian”, lanjutnya.
Hal ini lah yang mendorongnya untuk sedikit demi sedikit menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Di tambah lagi, melihat 400 teman-teman dari berbagai negara sesama program Summer School yang mudah beradaptasi dengan budaya masyarakat Korea, justru semakin memotivasinya agar cepat mudah beradaptasi pula. Sebab, menurutnya, jika tak segera bisa beradaptasi, itu akan mengganggu proses belajar dan penyerapan ilmu di negeri rantauan.
Selain kebiasaan diatas yang masih terbawa hingga ia kembali ke tanah air, ia mengaku banyak mendapat pelajaran berharga dari Summer School-nya bulan lalu. Bertemu dengan ratusan pemuda lintas negara menuntutnya untuk tampil lebih talkative, open mind, dan kritis untuk mempertaruhkan gagasan-gagasannya agar tak kalah saing dengan gagasan pemuda luar negeri. Baginya, hebat di negeri sendiri tidak akan berarti jika kita tak mampu menyeimbangi pemikiran-pemikiran masyarakat internasional yang begitu gesit dan dinamis.
Oleh karena itu, sebelum menyudahi cerita pengalamannya sewaktu menjadi mahasiswi di Korea Selatan, ia sempat menyelipkan pesan untuk mahasiswa Hubungan Internasional pada khususnya, bahwa perlu rasanya untuk mencoba pengalaman baru belajar di luar negeri dengan mengikuti beberapa program student exchange yang sudah banyak ditawarkan di kampus UMY. “Pengalaman tinggal di lingkungan baru akan banyak melatih leadership, point of view, serta emotional quality kita di pergaulan internasional. Sangat menyenangkan!”, pesannya. (diah)