“Feminsime, tingkatkan kesejahtraan ekonomi masyarakat dunia”

Februari 21, 2019, oleh: Admin HI


Mungkin sebagian orang menganggap Feminisme merupakan perilaku seorang wanita yang menunjukkan cirri-ciri kewanitaannya, seperti menggunakan make-up, baju feminim, dan bertingkah feminim. Selain itu, masyarakat awam juga salah menduga tentang seorang laki-laki yang memiliki jiwa Feminisme, mereka beranggapan bahwa laki-laki ini adalah laki-laki banci. Oleh karena itu, dalam tulisan kali ini kita akan membahas apakah itu Femisime dan apa hubungannya dengan peningkatan kesejahtraan ekonomi.
Pengertian feminisme adalah suatu paham untuk membuat perempuan memperoleh kesetaraan hak yang adil dengan laki-laki, contohnya hak pendidikan, hak bekerja, hak perlindungan, hak kesetaraan hukum, dst, dan orang yang menganutnya bisa perempuan ataupun laki-laki. Namun mengapa feminisme ini perlu? Femisisme sangatlah diperlukan untuk memperbaiki sistem sosial masyarakat yang dianggap selalu merugikan pihak perempuan, sebagai contohnya masih banyak daerah di Indonesia yang menganggap perempuan itu hanyalah pesuruh bagi kaum laki-laki, tugasnya hanyalah untuk melayani laki-laki, dan posisi perempuan harus selalu dibawah laki-laki.
Namun, perlu kita ketahui bersama, feminisme juga memiliki berbagai mahzab atau aliran, mulai dari mahzab yang menganut feminisme secara wajar, sampai yang benar-benar garis keras. Tapi, dalam tulisan ini kita akan membahas penganut feminism secara wajar, artinya kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan tidak harus 1:1 secara angka, namun lebih kepada fungsionalnya dengan tidak melanggar kodrat antara laki-laki dan perempuan yang telah diberikan Tuhan, contohnya dalam hal mengandung dan menyusui, perempuanlah yang secara alami bisa melakukannya, bukan laki-laki. Namun diluar itu mereka bisa bertukar fungsi, seperti laki-laki bisa memasak untuk istrinya, dan istrinya juga bisa membantu suaminya mencari uang.
Baiklah mari kita kembali ke topik awal diskusi tentang hubungan feminisme dan peningkatan kesejahtraan ekonomi. Dalam sebuah negara, penduduknya jika dibagi berdasarkan jenis kelamin terbagi menjadi laki-laki dan perempuan. Di diskusi ini, laki-laki dan perempuannya kita batasi hanya pada usia produktif yakni 15 hingga 64 tahun saja dan tempatnya di negara berkembang.
Untuk menggerakkan perekonomian nasional, tentunya dibutuhkan tenaga kerja, tapi kebanyakan mereka adalah laki-laki, sedangkan perempuan banyak yang menganggur untuk mengurusi rumah tangga. Akibatnya, pendapatan nasional hanya akan berasal dari kaum laki-laki saja. Bilamana perempuan memiliki kontribusi lebih pada perekonomian nasional, tentunya ini akan meningkatkan pendapatan dan kesejahtraan nasional. Analoginya, didalam sebuah keluarga ekonomi menengah, jika yang bekerja hanyalah sang suami, tentunya pendapatan keluarganya tidak akan terlalu besar, karena pendapatannya akan dibagi dengan biaya pendidikan anak-anaknya, kebutuhan sehari-hari, asuransi kesehatan, pajak, dll. Namun, jika sang istri ikut bekerja, paling tidak bisa membantu memenuhi biaya kebutuhan sehari-hari.
Tapi dalam kenyataannya perempuan masih harus mengurusi anak-anak dirumah dan melayani suaminya, apalagi sang anak masih berumur balita dan benar-benar tidak bisa ditinggalkan ibunya, apakah masih memungkinkan perempuan untuk bekerja? Baiklah, kita tidak memaksakan perempuan seperti itu untuk bekerja, melainkan perempun yang benar-benar bisa bekerja, tapi terkendala oleh sistem sosial keluarga dan masyarakat yang tidak memperbolehkannya bekerja.
Tapi, adakah solusi yang tepat untuk merubah sistem sosial seperti itu dimasyarakat? Pertama, pemerintah perlu mengadakan sosialisasi terkait pentingnya peran perempuan dalam perekonomian nasional. Kedua, masyarakat juga harus sadar bahwa perempuan harus memiliki pendidikan yang tinggi, setidaknya jika mereka tidak bekerja penuh, ilmunya bisa berguna untuk mendidik anak-anaknya kelak. Ketiga, jika permasalahan terletak pada pengurusan anak, tempat kerja bisa menyediakan tempat penitipian anak untuk memudahkan perempuan bekerja.